Kamera merupakan salah satu alat
penting alam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam
adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh
pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film
yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara.
Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
- Cara memegang Kamera Video.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan
satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan
yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan
ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada
banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
- Zoom.
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk
merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar
untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak
bergunanya gambar yang terekam.
- Suara.
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila
kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang
tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara
ketika sedang merekam.
- Peraturan 10 detik.
Peraturan penting dalam merekam adalah,
rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera
yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan
memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang
diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi
yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik,
stop dan ambil gambar yang lain.
- Panning & Tilting
Panning (mengambil
gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar
bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin
mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah
berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning,
gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu
aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir
pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar
statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit
kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama
(antara 3 sampai 5 detik).
- Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) .
Periksa selalu fokus dan exposure.
Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke
objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh
semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat
terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya
hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya
perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat
penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi
tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek
yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan
gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman,
hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
- Tanggal dan Waktu.
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan
waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak
dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan
bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang
tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan film tersebut pada
tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun,
sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang
menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita
merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu
dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa,
dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah
kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam
dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda
tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.
- Cutaways (gambar pengisi).
Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan
ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh,
bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang
yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan
tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat
film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal
dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film
lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
- Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
- Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah
- Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
- Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
- Circle / circular track, kamera mengitari obyek
- Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
- Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
- High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
- Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
- Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
- Bird
Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
- High
Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
- Low
Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
- Eye
Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
- Frog
Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan
tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat
bermacam-macam istilah antara lain:
- Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
- Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
- Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
- Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
- Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
- Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
- Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
- Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
- Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
- Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
- One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
- Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
- Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
- Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar
yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai
berikut:
- Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
- Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
- Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
- Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
- Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
- Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
- Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
- Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa
menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
- Objek bergerak sejajar dengan kamera.
- Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
- Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak
hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek
tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan.
Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan
kesan lebih dramatik.
- Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
- Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
- Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
- Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
- Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
- Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
- The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
- Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
- Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
- Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
- Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
- Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
- Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Sekian dari
saya..,Salam
Bagikan
No comments:
Post a Comment
Komentar anda akan berguna bagi saya...
Terimakasih